Tangerang – Bhayangkaranews24.id, Tempat wisata hutan mangrove Ketapang Kecamatan Mauk, di duga tidak seperti apa yang digambarkan oleh pewarta yang mungkin belum tahu persis kendala yang ada didalamnya. (Rabu 3 Mei 2023)
Ramai di medsos yang mengatakan tempat wisata hutan mangrove Ketapang Kecamatan Mauk ini ramai dikunjungi wisatawan, namun faktanya saat media ini bhayangkaranews24.id mengunjungi tempat tersebut ternyata masih terlihat gersang dan tidak begitu ramai padahal masih suasana lebaran kala itu. (Minggu 30 April 2023), “salah seorang wisatawan beserta keluarganya secara kompak mengatakan, “ini mungkin yang terakhir kalinya kami kesini, pasalnya kita ini bukan orang jauh, dulu karcis cuma Rp. 5rb/orang, dan parkir gratis, tapi sekarang Rp.15rb/org dewasa, dan anak kecil dibawah usia 12 tahun pun dipinta karcis sebesar Rp.10rb, kemudian parkir Rp. 8rb, ini sudah besar menurut kami, “Ungkapnya.
Lebih lanjut pengunjung yang dengan wajah kecewanya mengatakan, tempat ini sepertinya belum selesai, gak tahu kenapa, cuma sangat disayangkan, kami hanya bisa berselfi-selfi sedikit namun biaya karcis sudah seperti tempat wisata yang sudah rampung,”imbuhnya.
Sementara itu saat awak media ini hendak melakukan konfirmasi terhadap pengelola atau yang mewakili, kami dengan awak media lain sebut saja mitranews.net dipinta untuk menunggu oleh salah seorang manager tempat wisata tersebut untuk nantinya kami pintai keterangan, dan ternyata kami hanya di PHP oleh pihak pengelola wisata mangrove tersebut hingga 3 jam lamanya kami menunggu dalam suasana trik matahari pasca gerhana Hibrida waktu itu.
“Pihak pengelola Tidak ada i’tikad baik terhadap media kami”
Setelah lama menunggu sekitar 3 jam lebih untuk memintai keterangan pihak terkait, akhirnya kami merasa bosan dan memutuskan kembali bertugas ditempat lain. Ini kami anggap sebuah penghinaan terhadap profesi seorang jurnalistik.
Masih ditempat yang sama, awak media ini sempat menanyai seseorang yang enggan disebut namanya tidak jauh dari tempat wisata mangrove Ketapang, dirinya mengaku tidak merasa senang dengan pembayaran pihak pengelola wisata yang menyama ratakan pergantian bangunan rumah kami yang ditelah mereka hancurkan sebelumnya.
Kami semakin penasaran dan mencoba untuk menghubungi kembali pihak pengelola via pesan WhatsApp dan pihak pengelola seolah membungkam diri setelah ingkar janji dan mengarahkan kami untuk menghubungi langsung pihak PT. Mitra Kerta Raharja (MKR) yang beralamat agak jauh dari tempat wisata mangrove tersebut.
Sampai berita ini ditayangkan, belum ada komentar yang baik dari pihak pengelola, padahal kami banyak menemukan hal-hal yang perlu diklarifikasi dan dipertanyakan keberadaannya terkait tempat wisata mangrove Ketapang Kabupaten Tangerang.
(AM-212)